Gejala DBD

Salam ‘alaik sobat semua…
Sudah seminggu ini saya kembali tak sempat singgah ke blog saya juga ke teman2 semua, ada-ada saja memang masalah dan musibah yang datang siih berganti dan susahx datangnya pun ta kita ketahui. Ia datang tak di undang, pulangnya pun tak diantar..*kayak jelangkung aja ya..* hehehe..

Oke sobat semua kali ini saya ingin menceritakan keabsenan saya selama seminggu ini tak membuka internet, hal ini masih bersangkutan dengan postingan saya sebelumnya yaitu puisi yang berjudul “sakit lagi”. Bak kata orang tua bilang, anak-anak sebelum umur dua tahun itu memang sering sakit-sakitan. Ada yang bilang karena mau pintar, ada juga yang bilang mau tumbuh gigi dan ada juga yang bilang mungkin karena sudah ada adik didalam perut, jadinya kakaknya sakit-sakitan dan bertambah manjanya, dan bahkan banyak macam alasan lainnya.

Begitu juga dengan anak saya “sayyid Mush’ab Arraihan” yang kerap saya panggil dengan Mush’ab. Mula-mula anak saya Mush’ab panas tinggi. Karena rewelnya semakin menjadi, saya yang sedang sendiri pada saat itu pun panik, karena suami saya sedang kerja keluar kota. Saya pun memutuskan untuk membawanya ke dokter yang lumayan dekat dengan komplek perumahan saya tinggal. Biasanya jika ada suami saya membawanya ke dokter special anak tempat biasa anak saya berobat, tapi tempatnya lumayan jauh. Dan pada saat itu saya sangat kasihan pada Mush’ab karena reweeel sekali, sehingga saya tidak yakin jika membawanya jalan ke tempat dokter itu. Belum lagi waktu dokter yang hanya buka praktek pada jam malam saja. Dan syukurnya rumah kaka ipar saya dekat dari rumah saya sehingga saya bisa meminta bantuan pada mereka dan saya pun tinggal di rumahnya selama beberapa hari.
Setelah berobat ke dokter dekat komplek perumahan saya, Mush’ab pun bisa tidur. Mungkin karena pengaruh obat, tapi waktunya tak begitu lama, dua jam dari tidurnya ia kembali bangun dan nangis-nangis, kemudiaan setelah di gendong dan dibujuk-bujuk ia pun kembali tidur, dan sekitar dua jam kemudian bangun lagi dan nangis-nangis lagi, anak saya begitu gelisah sehingga tak bisa tidur nyenyak. begitulah anak saya selama dua hari masa panas tingginya.
Pada hari ketiga Alhamdulillah panasnya pun turun. Hanya Mush’ab keliatan lemas dan loyo. Memang sekali-kali dia sudah bisa bermain seperti biasa, tapi baru sebentar kemudian ia balik ke tempat tidur dan telungkup seperti hendak tidur. Hari keempat pun seperti itu, Mush’ab tidak panas tapi keliatan loyooo sekali. Saya pun beranggapan bahwa Mush’ab sudah sembuh dan kecapean karena baru sakit. Setelah ayahnya pulang, saya dan suami pun membawanya ke tukang urut supaya dia enak tidur dan kembali ceria. Dan siangnya setelah diurut mush’ab pun tertidur dengan lelap. Tapi anehnya setelah bangun dari tidur saya melihat seluruh tubuhnya Mush’ab penuh dengan bintik-bintik merah. Kami yang pada saat itu sedang ngumpul-ngumpul beraggapan bahwa Mush’ab terkena penyakit campak. Akhirnya atas saran keluarga saya pun member Mush’ab air kelapa muda yang katanya bagus untuk orang yang sakit campak.
Selama dua hari saya member Mush’ab minum air kelapa, dan bintik-bintik itupun lambat laun hilang. Tetapi hari berikutnya di sore hari, Mush’ab kembali panas sampai pagi hari, dan siang harinya panasnya pun turun, hari esoknya pun begitu. Sehingga ayahnya memutuskan agar Mush’ab dibawa ke prodia untuk di tes darahnya. Saya pun ikut menangis ketika melihat mush’ab disuntik kesakitan ketika diambil darahnya. Darahnya pun diambil tiga kali suntik karena darah pertama yang diambil kurang untuk tesnya. Sore harinya saya begitu lemas tatkala membaca hasil tes yang menyatakan bahwa Mush’ab positif DBD. Namun yang diherankan semua trombosit, leukosit dan HB nya semua bagus. Sehingga petugas prodia menyarankan untuk membawa hasil lab ke dokter.

Saya pun menyuruh kk ipar saya untuk membawa tes nya ke dokter anak tempat biasa Mush’ab berobat, namun kata kk ipar saya dokter tersebut marah karena tidak membawa mush’ab ikut serta untuk diperiksa, dan seharusnya sebelum di tes ke lab harusnya Mush’ab dibawa dulu ke dia, supaya tau apa saja yang hendak diperiksa atas rekomendasinya. akibatnya dia tidak tau kondisi mush’ab sebenarnya dan hanya diberi hasil lab saja. Dia pun menyarankan agar Mush’ab dibawa kerumah sakit supaya tau kejelasan penyakitnya. Karena takutnya jika kelamaan Mush’ab bisa saja semakin parah.

Esok paginya saya dan suami langsung menuju rumah sakit. Sesampainya di sana Mush’ab kembali di tes darahnya, dan karena trombositnya menurun dokter pun menyarankan agar Mush’ab di rawat inap. Betapa sakitnya hatiku ketika melihat anakku diinpus kesakitan nebabgis menjerit, bagai luka yang diberi jeruk nipis rasanya, perih sekali, andai saja saya bisa menggantikannya pada saat itu. Tapi Alhamdulillah waktunya tak begitu lama. Setelah dirawat, selama dua hari Mush’ab selalu saja tidur, lemas dan loyo membuat saya khawatir. Dan setelah saya Tanya ke dokter, ia menyimpulkan bahwa anak saya terkena penyakit infeksi saluran kecil. Memang hasil lab menemukan bahwa Mush’ab positif DBD, tapi virusnya itu menyerang ke infeksi saluran kencing.

Hari ketiga Mush’ab sudah lebih baik, ia sudah mau bermain meski hanya sebentar begitu juga hari keempat Mush’ab sepertinya sudah sembuh karena tidurnya sudah berkurang dan selalu ingin bermain, saya pun meminta ke dokter supaya Mush’ab dibawa pulang, namun kata dopkter belum bisa karena masih masa penyembuhan dan sebaiknya tesnya di tes kembali untuk melihat perkembangannya. Dan karena terlalu banyak bergerak inpus ditangannya pun bengkok dan terlepas. Akhirnya mush’ab kembali diinpus. Kasihan sekali ia, disemua tubuhnya penuh dengan tusukan jarum. Setiap orangtua yang melihat anaknya diinpus pasti menderita dan merasa iba terhadap anaknya. Dan karena tangan sebelahnya uratnya tidak ditemukan akhirnya Mush’ab disuntik dikaki. Sungguh Mush’ab semakin menderita, dikarenakan tidurnya yang telungkup. Dan saya yang menjaga pun harus rela menahan kantuk dan selalu memegangi kakinya supaya inpus tidak lepas lagi. Namun keadaan berkata lain. Di tengah malam inpusnya kembali bengkok dan perban yang membungkus kakinya pun sudah basah. Tapi karena membayangkan anakku bakal diinpus lagi, aku pun mengurungkan niatku memanggil suster karena langsung terbayang tangisannya ketika diinpus.

Pagi harinya suster pun melihat keadaan Mush’ab dan mengatakan kalau inpusnya lepas, tetapi karena melihat muka saya yang tidak tega jika Mush’ab diinpus lagi, suster tadipun mengusulkan supaya menunggu keputusan dokter saja. Dan Alhamdulillah hasil tes nya menunjukkan bahwa Mush’ab semakin membaik dan boleh pulang.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesembuhan pada anakku Mush’ab. Semoga ia selalu diberi kesehatan jasmani maupun rohani. Aamiin.
Dan bagi ibu-ibu, yang apabila ada kasus serupa seperti anak saya, saya anjurkan agar anaknya selalu diberi sari kurma, karena bagus untuk menaikkan trombosit.

About amisha syahidah

selalu ingin berbagi hikmah disetiap kejadian.

Satu tanggapan »

  1. begitulah umumnya anak-anak di bawah dua tahun jaman sekarang, yang paling sering adalah demam, maka waktu saya mendapat amanah suatu posisi di pesantren sebenarnya saya menolak dengan alasan anak pertama saya baru lahir, kami butuh saling belajar, tapi tetap saja amanah itu tak boleh ditolak. pernah suatu kali sedang rapat tiba-tiba istri sms kalau anak demamnya tinggi, dan saat itu juga saya langsung ijin minta pulang tak peduli apa tanggapan teman-teman

    Balas
  2. alhamdulillah turut bersyukur karena Mush’ab telah sembuh

    Balas
  3. Assalamu’alaikum wr wb..
    waaahh,, lama tak menyapa di blog,,,
    alhamdulillah ternyata sudah mulai ngeblog lagi ya.. 😀

    Innalillahi, Mush’ab habis sakit kena DBD toh? Sama berarti dengan saya kemarin. 2 minggu saya pun tak menjamah dunia maya, karena terbaring lemas karena kena thypus. tapi alhamdulillah sekarang sudah pulih lagi, dan bisa menyapa lagi lewat blog ini.

    Alhamdulillah ya Mush’ab sudah membaik. semoga selalu sehat.. aamiin

    Balas
  4. Wah semoga siAdik musah lekas membaik y Mba…
    jadi inget juga kejadian setahun yang lau.. aku terkena DBD juga… hamr-hampir aku menginap diRS tapi karena ngeyel aku ga menginap disana. Minum Yang banyak ya Adik…

    Balas
  5. hmm,, klo DBD, banyak minum air yaa, istrahat yg cukup, makan buah yg banyaaaak..

    Balas

Tinggalkan Balasan ke pai Batalkan balasan